Saturday, December 29, 2018

Apakah itu Metanjung Sambuk dalam rangkaian Upacara Pernikahan??

 METANJUNG SAMBUK

Di Bali sarat dengan tradisi dan budaya, salah satunya adalah upacara perkawinan di Bali. Menurut kepercayaan Hindhu di Bali, pawiwahan merupakan acara yang sangat sakral dan suci. Acara inti saat pawiwahan adalah “Mekala-kalaan” atau biasa di sebut dengan natab banten. Upacara “Mekala-kalaan” biasanya dipuput oleh pinandita. Upacara ini dilaksanakan di halaman rumah karena merupakan titik sentral kekuatan “Kala Bhucari”sebagai penguasa wilayah madyaning mandala perumahan. makala-kala berasal dari kata “kala” yang berarti energi. Kala merupakan manisfestasi kekuatan kama yang memiliki mutu keraksasaan (asuri sampad), sehingga dapat memberi pengaruh kepada pasangan pengantin yang biasa disebut dalam “sebel kandel”.
Secara sederhana, Upacara perkawinan di Bali dikenal dengan Matanjung Sambuk. Namun sebenarnya metanjung sambuk merupakan serangkaian upacara pawiwahan tersebut. Atribut dalam prosesi Metanjung Sambut yaitu sambuk (serabut kelapa) dibelah tiga, didalamnya diisi sebutir telur bebek, kemudian dicakup kembali diluarnya diikat dengan benang Tri Datu (Benang 3 warna).
Mekanisme pelaksanaan Metanjung Sambuk ini  di mana kedua mempelai saling tendang serabut kelapa (matanjung sambuk) sebanyak tiga kali, setelah itu secara simbolis diduduki oleh pengantin wanita.  Sambuk Kupakan (serabut kelapa) yang digunakan pada saat Natab Beten harus disimpan di bawah kolong tempat tidur pengantin. Dengan maksud agar Sambuk tersebut dijaga oleh kedua mempelai, seperti mereka menjaga hubungan suami istri.
Menendang-nendang sambuk bermakna / menggambarkan bahwa di dalam suatu pernikahan tidak jarang dijumpai suatu masalah. Disisi lain, mekanisme berupa didudukinya sambuk oleh mempelai wanita bermakna / menggambarkan keadaan musyawarah dengan duduk tenang, dan senantiasa ingat bahwa ketika pertengkaran tersebut datang salah satu dari pasangan harus ada yang mengalah agar pertikaian tidak berkepanjangan.
Sambuk yang digunakan tersebut memiliki pengaruh penting terhadap kelangsungan pernikahan. Apabila Sambuk Kupakan ini tidak disimpan dengan baik, maka momentum ini akan dimanfaatkan oleh orang yang tidak suka melihat kita bahagia. Sambuk tersebut akan dijadikan sarana bagi mereka yang ingin menghancurkan pernikahan yang bersangkutan. Akibatnya, kedua mempelai dapat terlibat perselisihan, perkelahian bahkan hingga perceraian.

Makna setiap atribut :
Adapun makna atribut-atribut yang digunakan dalam upacara metanjung sambuk tersebut.
1.      Sambuk (serabut kelapa) berbelah tiga simbol dari tri guna (sattwam, rajas, tamas).
2.      Benang Tri Datu simbol dari Tri Murti (Brahma, Wisnu, Siwa) yang mengisyaratkan kesucian.
3.      Telor bebek  simbolis dari manik.



  

0 comments:

Post a Comment

andre pradnya. Powered by Blogger.