Para guru pasti pernah menemui murid yang susah sekali di beri tahu. Susah sekali nangkap pelajaran sehingga kita sebagai pendidik kadang-kadang ingin rasanya melontarkan kata-kata ''Gitu aja gak bisa. Mau jadi apa kamu nanti??''. Terutama saat belajar matematika, hal-hal dasar mereka tidak tahu apalagi mau lanjut ke materi baru. (-6+4) mereka mikirnya lama sekali, bagaimana mau lanjut ke penjumlahan aljabar yang membutuhkan hal dasar seperti itu. Apalagi soal pembagian yang harus menggunakan hitungan pembagian japit, penumlahan saja masih bingung-bingungan. Gimana mau lanjut materi untuk mencari luas daerah yang membutuhkan perhitungan pembagian japit. Matematika itu unik dan berjenjang, kalau dasar kita tidak tahu sudah pasti pelajaran berikutnya tidak akan pernah bisa mengerti.
Disinilah guru dituntut memiliki kesabaran yang tinggi dalam menghadapi murid. Setiap murid tidak sama dalam menangkap materi. Ada yang cepat, diberikan contoh langsung mengerti, ada juga yang lambat berkali-kali disajikan contoh tetap saja tidak mengerti walaupun contoh yang diberikan tidak jauh berbeda dengan soal yang baru.
Sebagai guru penting untuk tidak mengatakan "mau jadi apa kamu nanti??" kepada seorang murid. Nasib seseorang bukan hanya ditentukan oleh pintar tidak dia dalam matematika di kelas, seberapa sering mendapatkan rangking 1 di kelas, seberapa tinggi dia mendapatkan nilai dalam setiap tes, dll. Mungkin saja anak yang seperti di atas memiliki kemampuan dalam berbicara, bersosialisasi, mengemukakan pendapat, menggambar, bermain musik, olahraga, dll. Jadi jangan kaget jika seorang murid yang kita judge sebagai murid tidak bisa hitung-hitungan pada saat sekolah menjadi pemimpin, pengusaha, pemain sepak bola profesional atau orang sukses lainnya dalam masa mendatang.
Jarang sekali kita temui siswa yang memiliki banyak kemampuan atau multi talent. Kebanyakan siswa mempunyai satu atau dua bidang yang mereka sukai dan kuasai. Jadilah guru yang memiliki kemampuan untuk bisa mengetahui potensi siswa. Sekali-kali ajak mereka diskusi dan tanyakan mengenai bakat dan minat mereka sehingga guru bisa memberikan solusi untuk mengembangkan satu atau dua bakat mereka. Jadi jangan ikut menjudge mereka tidak bisa apa-apa, tapi mulailah membantu siswa mengembangkan potensinya. Lebih baik memberikan motivasi kepada siswa daripada menjatuhkan mental siswa dengan kata "mau jadi apa kamu nanti?". Ini untuk menjaga agar kita tidak malu sebagai guru jika suatu saat nanti siswa tersebut sukses di masa mendatang dengan satu bakatnya melebihi kesuksesan kita.